Resume Kulwap HE
BPA Bandung 2
Tanggal : 18
September 2015
Waktu : 20.45 -
22.00 WIB
Host, Co-Host,
Notulen : Feni Widya, Ropy Salaswati
Teknis Pendidikan Pre Aqil Baligh 8-10 Thn
Pemateri:
Ustad.Harry Santosa
(Praktisi HE dan
Founder grup MLC)
SME: Ust.Adriano
Rusfi S.Psi
(Praktisi HE,
konsultan Pendidikan & PPSDM)
Materi 6
==============================
Menurut pak Prof
Daniel Rosyid, inti berumah tangga kan
hanya 2, mendidik generasi dan membangun kepemimpinan berbasis potensi atau
enterpreneurship bersama (berdakwah, berkomunitas, bersosial bisnis etc). Tanpa
dua fungsi sejati itu hidup akan kehilangan gairah. Namun, tidak perlu juga
menjadi panik dan tergesa2 atau membuat pacuan kuda. Ustadz saya, ust Adriano
menganjurkan Optimistic Parenting. Esensinya mendidik anak perlu rileks namun
konsisten, Ithminan namun istiqomah. Sebagaimana sunnatullah, semua ada waktu
dan tahapan.
Saya melihat ada
periode kritis di usia 8-10. Yg pertama, bhw usia 7 tahun sholat mulai
diperintah, dan usia 10 tahun boleh dipukul. Apa maknanya? Ada waktu 2-3 tahun, agar anak berlatih dan
membangun kesaadaran shg tdk perlu dipukul krn meninggalkan shalat. Bagaimana
membimbing anak-anak untuk dapat mencapai fitrah-fitrah baiknya dalam fase ini?
1. Fitrah Keimanan
Keteladanan dan
Membangun Kesadaran
Walau kewajiban
Syar'i jatuh ketika aqil baligh, latihan dan pembiasaan dgn cara keteladanan
dan membangun kesadaran mesti dimulai sejak 7 tahun, dan 10 adalah titik
kritis.
Bila tahap ini
gagal, dgn berbagai alasan misalnya dgn pemaksaan, trauma atau pendidikan tdk
berhasil membuat terbangun kesadarannya, maka fase berikutnya akan sulit
recoverynya. Masa 7/8 - 10 adalah masa transisi awal dari masa ego sentris
sebagai anak di usia 0-6, kpd kesadaran awal sbg makhluk Tuhan dan makhluk
sosial.
Nah, kembali ke
tahap 8-10. Jika imaji ttg sholat dan ibadah2 lainnya sdh "negatif"
di usia 0-6 tahun, di usia 7 tahun batas utk memulai kesadaran kembali. Ada waktu 8-10 utk kembali
membangun kesadaran positifnya ttg kebenaran. Jadi jangan sampai dipukul.
Seingat saya tidak ada satu hadits pun yg menceritakan Rasulullah SAW pernah
memukul anak. Nah, sholat adalah contoh. Ada
begitu banyak nilai2 kebenaran yg bersemayam dalam fitrah keimanan anak2 kita
yg sebaiknya disadarkan.
2. Fitrah Belajar.
Intelektual
Curiosity
Intelektual
Curiousity adalah salah satu cara utk membangkitkan fitrah belajar. Yg paling
efektif adalah experiental learning atau project based learning atau biasa
disebut menggali hikmah bersama peristiwa sehari2, atau dari sejarah atau yg
ada di alam semesta.
Tidak ada yg
kebetulan dari peristiwa sehari2. Beternak kelinci misalnya, bukan hanya fitrah
belajarnya yg digali, tetapi fitrah2 lainnya. Misalnya ketika ada kelinci yg
wafat, kita bisa menemukan hikmah2 dibalik kematian kelinci dan musibah lalu
bagaimana menyikapinya. Bagaimana imaji postif dibangun dari peristiwa itu
bukan sebalikanya. Jangan remehkan peristiwa2 dan imaji2 di masa anak2. Banyak
orang dewasa yg bersikap negatif thd musibah, menjadi terpuruk, depresi dstnya.
Itu karena ada imaji negatif, yg membuat luka persepsi lalu melahirkan
pensikapan yg buruk ketika dewasa.
Salah satu yg
kita dapat gali dari Siroh Nabawiyah ketika Nabi saw berusia 8-10 tahun adalah
melakukan perjalanan jauh berdagang ke Syam bersama Pamannya. Dunia luar
membuka cakrawala.... Nabi saw menyaksikan beragam suku bangsa bertemu di Syam,
melihat bagaimana nasib pedangan yg jujur dan pedangang yg curang.
Silahkan
dieksplorasi cara2 utk INSiDE OUT semua fitrah2 baik yg ada dalam diri anak
kita....
3. Fitrah Bakat
Fitrah bakat
yang dimaksud adalah potensi keunikan terkait personality yang merupakan bawaan
lahir. Orang menyebutnya bakat, talent, strength, grit dll. Setiap bayi adalah
unik, dan keunikannya adalah keistimewaannya yang bila dikembangkan akan
menjadi peran peradabannya, misi spesifiknya sbg khalifah. Tidak ada bayi yang
lahir tanpa bakat dan keunikan. Inilah sesungguhnya panggilan hidup yang sudah
Allah rancang. Nampak pada sifat2 dominannya sejak kecil misalnya suka memimpin,
suka mengatur, suka guyub, suka meneliti, suka berfikir, suka mengait2kan, suka
curigaan atau waspada dll. Maka amatilah, catatlah, fokus dan konsisten
menumbuhkannya.
4. Fitrah Perkembangan terkait dengan
tahapan usia. Ada
cara dan metode yang berbeda untuk tiap tahap usia dan tiap jenis fitrah.
Dasar pemahaman
adanya fitrah perkembangan :
- Bahwa segala
sesuatu di muka bumi dan di alam semesta memiliki sunnatullah perkembangan
terkait waktu dan tahapan. Fitrah adalah ibarat benih, maka punya tahapan merawat
dan menumbuhkannya.
- Bahwa fitrah
perkembangan punya tahun2 perkembangan manusia, yang sepenuhnya mengambil dari
tahun2 yang disebut dalam alQuran maupun alHadits, yaitu 2,7,10 dan 14-15.
Dimana 14-15 adalah batas antara anak dan bukan anak, antara bukan mukalaf dan
mukalaf, antara tidak wajib memikul beban syariah dan wajib memikul beban
syariah, antara pedagogi dan andragogi
- Bahwa semua
tahapan adalah Golden Age dalam pandangan Islam, asal memahami pada tahapan
apa, fitrah apa, akan mengalami puncaknya dengan cara bagaimana.
TANYA JAWAB:
1) Ayah Dicky
Ust. Mohon
dijelaskan tentang makna membangun kesadaran, dan bagaiman prosesnya. Syukran
Jawab:
1) Ayah Dicky
yang baik,
Pendidikan atau
dalam terminologi Islam disebut dengan tarbiyah, ta'dibiyah bahkan tazkiyah
adalah upaya menumbuhkan, membangkitkan, menyadarkan potensi fitrah anak anak
kita yang telah Allah SWT instal sejak diciptakan. Tujuan tarbiyah adalah
membangun kesadaran yang tinggi yang bersumber dari nurani untuk fitrah
keimanan, nalar untuk fitrah belajar, peran untuk fitrah bakat.
Potensi fitrah
terkadang tidak muncul begitu saja, memerlukan upaya inside out yang tidak
banyak dominasi, intervensi, obsesi dstnya yaitu dengan keteladanan dan
atmosfir keridhaan pada kebenaran dan kebaikan utnuk fitrah keimanan, dengan
idea menantang dan inspirasi hebat untuk fitrah belajar dan nalar, serta
konsistensi dan disiplin untuk fitrah bakat.
Prosesnya sesuai
tahapan usianya. Ada
dalam framework pendidikan berbasis potensi dan akhlak, silahkan dibuka kembali
2) Bunda Nurul
Saya punya
pertanyaan...dalam mendidik anak,saya dan suami ingin anak tumbuh dan belajar
sesuai umurnya...anak saya 5tahun dan 2tahun,saya tdk pernah memaksakan anak2
saya supaya bisa ini itu bahkan yg umur 5tahun tdk saya ajarkan
calistung.pertanyaannya bagaimana sikap saya terhadap masyarakat kebanyakan yg
menganggap klo anak saya itu aneh qo blm diajarkan calistung
Jawab:
2) bunda Nurul
dan suami yang baik,
Begitulah
sejatinya proses pendidikan, seperti seorang petani yang tidak memaksakan
tanamannya segera berbuah. Petani selalu shabar mengikuti tahapannya atau
sunnatullahnya. Justru seharusnya kita yang merasa aneh kepada mereka yang
mengajarkan calistung untuk balita.
Justru calistung itu ilusi semata, anak anak yang bisa membaca dan
berhitung di usia balita belum tentu suka membaca buku dan suka
belajar/bernalar, belum tentu fitrah belajar mereka tumbuh baik, bahkan bisa
jadi membenci membaca dan berhitung seumurhidupnya. Teruslah istiqomah mendidik
sesuai fitrah perkembangannya, bangkitkan fitrah belajar anak dengan gairah
bertanya, gairah suka buku, gairah berlogika dan bernalat, maka ketika cinta
belajar itu merekah, pertanda fitrah belajarnya tumbuh sehat, lalu mereka akan
bisa membaca dengan sendirinya dan memiliki nalar dan logika yang baik.
Tambahan untuk bunda Nurul, anak saya tidak ada yang pernah diajarkan
calistung, mereka bisa membaca sendiri ketika sudah sangat suka buku, mereka
bisa berhitung sendiri ketika tertantang untuk menyelesaikan kasus keseharian.
Sayang usia 0-5
diisi calistung, ada banyak tugas yang harus dilakukan di usia ini.
Usia di bawah 7 tahun, secara fitrah
perkembangan, anak anak belum punya tanggung jawab moral dan sosial. Mereka
masih ego sentris, dirinya adalah pusat semesta. Imaji2nya berada pada puncak
imajinatifnya. Sensomotoriknya butuh terpuaskan dengan pengalaman otot di alam.
Bahasa Ibunya harus utuh sehingga mampu mengungkap dan menangkap ekspresi
gagasan dan perasaan dengan baik dan utuh baik verbal dan non verbal. Mereka
sepenuhnya harus melihat dirinya, Tuhannya, agamanya, amal2 baik dan juga
semesta dengan imaji imaji yang indah dan bahagia.
3) Feni
Ustdz terkait
masalh calistung...saya jd ingn bertanya. Sebnrnya dlm Islam sndiri tahapan
perkembngan anak itu sprti apa? Lalu kapan sbnrnya anak2 kita sebaikny beljar
calistung dll dn bagaimana cara kita sebagai ortu saat membimbing anak2 kita
beljar calistung?
Jawab:
3) Feni Widya
yang baik,
Dalam menentukan
tahap perkembangan, rujukan kita adalah Al-Quran, Siroh dan Sains.
Angka2 usia
dalam Al-Quran yang saya ketahui adalah adalah 2, 7, 10 , baligh (bervariasi
12-14).
2 adalah masa
menyusui
7 adalah
diperintah Shalat
10 adalah boleh
dipukul jika melanggar shalat dan dipisahkan kamar anak lelaki dan perempuan
12-14 Usia
Baligh kemampuan reproduksi dan memikul beban syariah, sekaligus peran
peradaban
Nabi SAW
menikahkan Usamah bin Zaid ra di usia 14 tahun.
Dari Siroh kita
pahami, selama Nabi SAW masih balita, dirawat oleh Bani Sa'diah, ada 7 hal yang
pokok yang dialami Nabi sebagai pendidikannya
1. Kelekatan
sosok Ayah dan sosok Ibu, sejak menyusui sampai kembali kpd keluarga besarnya
2. Bahasa Ibu
yang fasih dan utuh
3. Belajar di
alam (senso motorik dan imajinasi)
4. Mendaki bukit
(kekuatan fisik dan keberanian)
5. Memelihara
ternak (kepemimpinan)
6. Kearifan
Lokal, kisah kisah kepahlawanan
7. Adab dasar .
Secara sains,
sudah saya paparkan di atas yaitu
Usia di bawah 7
tahun, secara fitrah perkembangan, anak anak belum punya tanggung jawab moral
dan sosial. Mereka masih ego sentris, dirinya adalah pusat semesta. Imaji2nya
berada pada puncak imajinatifnya. Sensomotoriknya butuh terpuaskan dengan
pengalaman otot di alam. Bahasa Ibunya harus utuh sehingga mampu mengungkap dan
menangkap ekspresi gagasan dan perasaan dengan baik dan utuh baik verbal dan
non verbal. Mereka sepenuhnya harus melihat dirinya, Tuhannya, agamanya, amal2
baik dan juga semesta dengan imaji imaji yang indah dan bahagia.
Jelas bahwa usia
0-7 bukanlah golden age untuk kecerdasan kognitif seperti para penganut aliran
baby genius, namun justru golden age untuk fitrah keimanan dan moralitas atau
adab ?
4) Bunda Nurul
Lalu bagaimana
dengan ortu yg mengharuskan anak hafiz di usia dini,menurut pandangan ustadz
bagaimana?
Jawab:
4) Tentang
hafizhul Qur'an untuk anak usia 0-7 yang dimaksud tentu menghafal alQuran,
hasil diskusi panjang saya dengan para ustadz yang paham psikologi pendidikan
dan konsep tarbiyah
1. Untuk usia
0-7 utamakan dulu anak bergairah mencintai alQuran sebelum menghafalnya
2. Jika anak nya
suka dan bergairah, gunakanlah metode talaqi, bukan menghafal tulisan dan
upayakan tanpa target dan hal yang menyimpangkan keikhlashan anak misalnya lomba atau hadiah materi dstnya
3. Tidak setiap
anak dikaruniai kemampuan atau bakat menghafal yang baik sekelas Imam Syafii,
maka janganlah obsesif. Di masa Nabi SAW, walau semua sahabat menghafal
alQuran, namun tidak semua ditunjuk sebagai penghafal, begitupula hadits. Dalam
periwayatan hadits juga ditemukan orang2 yg lemah hafalannya walau menyampaikan
hadits.
5) Bunda Dewi
Bgmn dengan anak
yg suka menghafal quran,tp mandeg di iqronya..
Jawab:
5) Bunda Dewi
yang baik,
AlQuran memang
turun tanpa text, dari Jibril, lalu ke Rasulullah SAW lalu ke para Sahabat
melalui pendengaran dan penglihatan lafazh. Sampai usia berapapun metode talaqi
paling baik apalagi berlisensi. Jika anak bunda suka menghafal krn berangkat
dari jiwanya, punya daya ingat yg baik, konsisten dan disiplin dengan bahagia,
itu malah bagus, segera antarkan ke hafizh Quran yang berlisensi, mungkin Allah
swt takdirkan anak bunda seorang hafizhulQuran ?
0 komentar:
Posting Komentar