Buat yang sering memendam perasaan kesal pada pasangan sebaiknya mulai sekarang diungkapin aja deh, daripada kena stroke krn terlalu lama memendam perasaan kesal terhadap psangan nya, karna, ketika seseorang sudah trserang stroke, kamu, bukanlah kamu yang sekarang
*belajar ilmu sabar + memahami + menerima pasangaan apapun kondisinya sejak tinggal dengan penderita stroke*
Kutipan
diatas adalah status di fb saya tadi pagi, ya, saya memang mendapatkan
banyak sekali pelajaran hidup sejak saya memutuskan pindah dari rumah
saudara saya, dan memilih untuk kos. Kos yang saya pilih itu, kos yang
tinggal satu atap bersama ibu kos bserta keluarganya, saya memang lebih
memilih kos yang masih berasa kekeluargaanya, dan yang pastinya jam
malam nya juga lebih ketat, memang itu yang saya inginkan.
Saya baru 2 minggu disini, dan saya baru mengetahui bahwa suami si ibu kos ini ternyata terserang stroke sejak 7 bulan yang lalu, bapak ini dulunya, sebelum terserang stroke bukan seorang pemarah, bukan seseorang yang mau menaikkan intonasi suaranya terhadap orang lan, apalagi istri nya, semua tetangga mengatakan hal yang sama.
Ibu kos saya, (sebut saja Ibu Lis) Ibu Lis ini bisa dibilang wanita yang mandiri, mampu mengerjakan apapun tanpa bantuan suaminya, sepele mungkin awalnya, ketika seorang istri yang tidak membutuhkan kehadiran suaminya, jarang meminta bantuan suami ataupun tidak begitu perduli pada apa yang suami nya rasakan ketika ternyata istrinya mampu berdiri sendiri tanpa ada suami dalam hal apa pun, termasuk mencari tambahan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Sehari-hari suami nya bekerja mencari nafkah menjual jasanya dengan becak motor tua nya, Ibu Lis ikut membantu mencari nafkah dengan mengerjakan banyak hal, dari mulai memasak untuk katering, menjual kue dan membantu menyuci pakaian untuk mereka yang meminta tolong bantuanya.
Selama lebih dari 20 tahun pernikahan mereka, sebenarnya sang Suami merasa beliau masi mampu mencari nafkah untuk keluarganya sendiri, namun hal tersebut ia pendam sendiri, hanya ia tahankan pemikiran tersebut didalam hatinya, karna jika ia mengungkapkan isi hatinya, bisa-bisa sang istri merasa berang dan merasa bahwa apa yang dilakukan nya membantu mencari nafkah suaminya selama ini hanyalah sia-sia, dan sang suami tahu persis apa yang akan terjadi, mereka akan bertengkar hebat karna sang istri merupakan wanita yang memang keras mengenai keinginanya.
Dulu Ibu Lis ini merasa, suaminya bukan seseorang yang mampu memendam perasaan yang tak mampu diketahuinya. Sebagai seorang istri, sudah selayaknya lah pula kalau ia merasa mengenal siapa suaminya, namun ternyata tidak, suaminya yang baik hati, bukan seorang pemarah, yang selalu meng-iya-kan apa permintaan istri nya, dan jarang sekali tersinggung terserang stroke karna ternyata ada perasaan yang berpuluh-puluh tahun dipendam rapat-rapat karna tak ingin ada pertengkaran, dan tak ingin memperpanjang masalah.
Siapa yang tak shock, ketika suaminya yang baik, bisa dikatakan bukan lagi jarang, bahkan tak pernah membentaknya, berubah menjadi sosok yang pemarah, lebih mellow, lebih emosian dan tak mau jauh dari istrinya. Istri mana yang tak sedih, ketika mengetahui penyebab nya ternyata karna hanya tak ingin mengungkapkan isi hati yang sesungguhnya pada sang istri yang membuatnya berubah menjadi seseorang yang lain dan menjadi lemah fisiknya.
Ibu Lis mengatakan pada fa,
"Ujian
Ibu yang paling berat fa, adalah ketika melihat Bapak yang sekarang tak
pernah ada didiri Bapak yang pertama kali Ibu kenal, Bapak yang ceria
sudah hilang, karna kesalahan Ibu sebagai istri yang tak mampu melihat
bahwa sebenarnya sebagai seorang suami Bapak merasa kesalahanya lah yang
tak mampu mencari nafkah sendirian, dan membuat Ibu ikut bekerja, karna
sebenarnya melihat Ibu bekerja Bapak tidak setuju, namun karna Bapak
mengetahui bahwa Ibu adalah seseorang yang keras kepala jika sudah
berkeinginan lah yang membuat Bapak menyetujui ibu membantunya. Karna
Bapak begitu mengenal siapa Ibu, namun tidak yang sebaliknya"
Jika Ulfa menikah nanti,pilihlah seseorang yang mampu membuat fa mengungkapkan apa isi hati fa,saling jujurlah fa pada pasangan, jangan pilih seseorang yang tak mau mendengarkan apa pendapat kita, jangan ulangi kesalahan Ibu ketika tak mampu melihat ada yang Bapak pendam selama bertahun-tahun,Ketika Bapak menganggap membuat Ibu bahagia dengan tidak membahas permasalahan kecilyang ternyata malah berdampak besar seperti saat ini.
Bapak
sebenarnya hanya ingin membahagiakan istrinya dengan tidak membahas
permasalahan tersebut, dan Ibu hanya menganggap bahwa menunggu uang dari
bapak saja tak cukup jadi sudah sepantasnyalah Ibu membantu mencari
nafkah untuk kebutuhan bersama. Ada yang salah diantara mereka, namun
mereka memilih tidak melihat kesalahan tersebut.
Menghadapi
penderita stroke harus memiliki kesabaran tak berbatas, mereka jauh
lebih egois dibandingkan orang yang paling egois, lebih kekanak-kanakan
dibandingkan anak-anak, mereka lebih manja dibandingkan cucu mereka, dan
lebih cengeng dibandingkan wanita.Tak jarang fa melihat langsung Bapak memukul dadanya sendiri dan menangis meraung-raung karna panggilanya tak disauti sang istri, membentak sang istri dan tiba-tiba menangis setelahnya karna sadar bahwa sang istri matanya sudah berkaca-kaca.
Tapi
Ibu Lis masih tetap setia mendampingi sang suami, tetap menggandeng
tanganya ketika berjalan bersama, tetap melayani semua keperluan
suaminya, dan sering fa melihat mereka shalat berjamaah, meskipun Bapak
sudah tak jelas cara bicaranya.
Menikah itu menerima pasangan nya lengkap satu paket, ketika sakit maupun sehat. ketika
sehatnya dulu ia setia menemani Anda, janganlah Anda tinggalkan ketika
ternyata setelah menikah pasangan Anda menderita sebuah penyakit, justru
kehadiran Anda, sebagai seseorang yang dicintainya tetap terus berada
disisinya ketika sakit, jauh lebih mujarab dibandingkan obat manapun.
0 komentar:
Posting Komentar