Resume Kulwapp Grup 4 IIP Bandung
Tanggal: 26
Agustus 2015
Jam: 19.45 -
21.00
Co Host: Evi
Suci P.
Host: Syifa L.
Zahra
Pemateri: Pak
Dodik Mariyanto
~~ A HOME TEAM ~~
Kita mulai
dengan melihat beda antara 'kerumunan' dan 'team'.
Saat jalan-jalan
pagi dan melewati sebuah pasar kaget, apa yang Bunda dapati? Sekumpulan orang,
ada yang heboh menawarkan barang, sebagian sibuk menawar barang, yang lain
hanya lihat-lihat saja, ada pula yang jalan kesana-kesini, bahkan ada pula yang
bengong. Setiap orang sibuk dengan kegiatannya sendiri, mengejar tujuannya
sendiri yang tak selalu ada kaitan dengan yang lain, interaksi seperlunya
sebatas kebutuhan jikapun ada, berada di tempat yang sama namun tak saling sapa
satu dengan lainnya, asing dan tak peduli kecuali ada maunya. Inilah KERUMUNAN.
Para penggemar bola tentu tak
asing dengan Barca, tempat Lionel Messi dan Neymar mengukir prestasi, tapi tak
mungkin sendiri. Setiap pemain mengerti posisi, tugas, peran dan tujuan. Mereka
saling mengerti bahkan tanpa keluarnya satu kata pun, memberikan support satu
dengan yang lain. Menyajikan permainan cantik yang membuahkan goal kemenangan,
rapat menjaga dari serangan lawan. Ini satu contoh TEAM.
Kerumunan dan
Team sama-sama merupakan kumpulan orang. Kerumunan tak mempunyai tujuan bersama
yang menyatukan mereka, tak ada komunikasi untuk saling mengerti. Yang
menyatukan mereka hanya karena kebetulan berada di tempat yang sama.
Team disatukan
oleh tujuan bersama, tatanilai yang diyakini semua, komunikasi dan interaksi
yang membuahkan saling mengerti, tahu peran, posisi dan tugasnya, saling
memberikan dukungan dan bantuan, gembira bersama bergerak menggapai impian.
Mari kita tengok
keluarga kita, lebih dekat dengan ciri-ciri kerumunan ataukah team?
Sebuah hometeam
berbeda dengan team lainnya. Hometeam tidak bisa sesuka-suka ganti pemain,
anggotanya memiliki usia dan tingkat kematangan yang berbeda-beda, ada
peran-peran yang secara alamiah sudah melekat pada anggotanya, ada pula yang
dapat berganti-ganti dimainkan. Hometeam memerlukan manajemen yang unik.
Sebagian dari kita menganggap akan bisa dengan sendirinya mengatur rumahtangga
bila tiba waktunya, ketrampilan itu akan tumbuh secara naluriah. Bukankah orang
tua kita juga tak repot-repot belajar saat membesarkan kita?
Barangkali
memang demikian. Namun bila yang hendak kita bangun adalah 'A' HomeTeam,
hometeam yang berkualitas 'A' dan bukan sekedar hometeam maka ada hal-hal yang
perlu kita cermati.
Kita dengan
pasangan hidup kita dipertemukan dan disatukan setelah dewasa. Sebelumnya kita
dibesarkan di lingkungan berbeda, melalui jalan berbeda, dengan cara berbeda,
dan mungkin juga dengan tatanilai yang berbeda. Maka langkah pertama adalah
banyak-banyaklah membangun KOMUNIKASI, verbal maupun non verbal. Sering-sering
ngobrol bareng, melakukan kegiatan bersama, membicarakan apa yang kita sukai
dan tidak kita sukai, memahami gelagat dan bahasa tubuh. Jangan diam saja dan
menganggap pasangan hidup kita pasti tahu atau seharusnya tahu. Pasangan hidup
kita bukan dukun kan?
;p Yang pertama dibangun adalah tatanilai bersama, our values. Tak perlu
banyak, yang utama dulu saja yang akan menjadi INDUK NILAI. Sekedar contoh,
Induk nilai Tanah Perdikan Margosari adalah iman dan kehormatan.
Meski rumusannya
sederhana, proses ini bisa jadi berdarah-darah, penuh tetesan air mata. Maka
Anda dan pasangan perlu menyepakati konstitusi dan aturan main dasar. Kami
memiliki 3 aturan sederhana: 1. Mesti TETAP BERKOMUNIKASI seberapa pun
marahnya. 2. Segala keputusan yang dihasilkan dalam keadaan marah, BATAL demi
hukum. 3. Bila terjadi selisih atau beda pendapat, kembali kepada al QUR'AN dan
al HADITS.
Proses ini bisa
jadi lama, jangan berharap bagai membalik telapak tangan: Plek, selesai. Tidak!
Intensitas komunikasi dan main bareng akan sangat menentukan. Maka perbanyaklah
sarananya. Misalnya: Makan bareng, sholat berjamaah, bermain bersama, ngopi
pagi, dll. Manfaatkan teknologi, bikin grup keluarga di wa/line/bb dll. Share
hal-hal baik yang mencerminkan nilai keluarga.
Setelah itu kita
akan lebih enak untuk membicarakan TUJUAN keluarga. Tidak harus sekali jadi,
biarkanlah tujuan ini dinamis dan berkembang. Secara berkala dibicarakan
bersama. Dengan mengetahui tujuan bersama dan sasaran masing-masing, setiap
anggota keluarga jadi tahu hal-hal yang dibutuhkan yang lainnya. Dengan
demikian mereka mengerti bila hendak men-support yang lainnya. Bila saat ini
sepertinya tidak ada kerjasama dalam keluarga, yang satu tak mau membantu yang
lainnya, barangkali karena yang satu dan yang lain tidak saling mengerti apa
yang diperlukan. SALING MEMAHAMI adalah dasar tumbuhnya kerjasama team.
Aturannya:
Understand first then to be understood.
Dan kuncinya
adalah KOMUNIKASI.
SALAM SUKSES
TANYA JAWAB
1) Isni
Punten agak krg
faham, ttg tata nilai atau induk nilai, pengertian yg lbh jelas, batasan, dan
bs qta ambilnya dr mana? Terima kasih
JAWAB:
1) Induk nilai
(core values) adalah nilai hidup utama yg akan menjadi dasar dalam menjalani
kehidupan berkeluarga. Bisa diambil dari kitab suci, nilai yang berlaku dalam
budaya masyarajat tempat tumbuh, dari referensi buku bacaan, dari nasihat orang
dll. Nilai induk ini penting karena akan mempengaruhi pilihan2 dalam hidup,
penetapan prioritas hidup, keputusan, tingkah laku dll?
2) Meidiana
Bagaimana
mengatur supaya tujuan dalam rumah tangga atau home team tetap pada jalurnya?
JAWAB:
2) Dimonitor
secara berkala dan rutin. Cermati indikator2nya (ditetapkan bersama saat
merumuskan tujuan dan langkah aksi).?
3) Sitah
Bagaimana
menumbuhkan a home team, terhadap keluarga yg anak-anaknya acuh dalam kehidupan
dirumahnya dikarenakan kebiasaan orang tua yg tidak melibatkan anak2nya sejak
kecil untuk bekerja sama dalam pekerjaan2 rumah?..
Contoh kasus:
ibunya dari subuh beres2 rumah dan masak, anak2 nya yg satu asyik main gadget,
yg satu asyik main sama temannya dll, klo ibunya minta tolong. misal cuci
piring, si anak melakukan perintahnya sambil uring2an, padahal usianya sudah
besar misal 18 thn..
JAWAB:
3) Apakah ada niat untuk menjadi A HomeTeam?
Pancangkan dulu niatnya.
Lalu bereskan
persoalan komunikasi dan emosi dalam diri setiap anggota keluarga?
4) Feni Dalam
berkluarga kita kan
hars mempunyai tujuan keluarga. Bapak bilang tujuan keluarga tdk perlu sekali
jadi, bisa dinamis dn berkembang. Dinamis dn berkembang disini maksdny
berdasarkan apa? Apakah jika tujuan keluarga kita berubah trs menerus akan
sulit mencapainya?
JAWAB:
4) Dinamis
berdasar perkembangan keluarga Bunda dan lingkungan.
Jalani saja,
nikmati perjalanannya. Tetapkan satu tujuan bersama, lalu bersama2 menapaki
untuk menggapainya. Bilamana dalam perjalanan ada sesuatu yang dirasa kurang
pas, diskusikan, cari solusinya.Jika masih juga sulit mencari solusinya, Bunda
bisa kontak via group ini untuk menanyakannya.
5) Evi
Bagaimana tips
sbg seorang ayah dalam menanamkan karakter shg menjadi sebuah team dan anaknya
mjd bprestasi spt itu?
JAWAB:
5) Karakter itu
tidak bisa diajarkan, karakter mesti dicontohkan. Maka jadilah teladan.
Mengajarkan
karakter tanpa memberikan contoh hanya akan menimbulkan gagap nilai pada anak,
kebingungan mana yg sebenarnya harus dikerjakan? Yang didengarnya dalam
nasihat2 ortu atau yang dilihatnya dalam kehidupan sehari2??
6) Isni
Untuk teknis
komunikasi, pada prakteknya terasa sulit dilaksanakan (mis.komunikasi harian
hanya dilakukan pd wkt yg sgt terbatas krn kesibukan msg2) & bagaimana cara
mengingatkannya. Trims.
JAWAB:
6) Komunikasi
itu bukan sekedar pertukaran kata2, komunikasi itu juga transfer of feelings.
Optimumkan kata, bahasa tubuh, ekspresi wajah dll untuk mengirimkan pesan
kepada kawan bicara kita. Teknologi dapat membantu mengoptimumkan komunikasi.
Manfaatkanlah. Perbanyak We-Time dengan main bareng, kerja bareng di rumah,
ngobrol bareng, ngopi sore bareng dll?
7) Sri Ratna
Apakah A Home
Team bisa dibangun meskipun Long Distance Marriage dengan suami?
JAWAB:
7) Bisa. Namun
Bunda perlu bekerja dengan lebih keras dan kreatif memanfaatkan waktu dan
teknologi untuk mendekatkan hati meski jauh secara fisik. Saat ketemu perbanyak
aktivitas bersama, obrolkan apa yang menjadi tujuan keluarga. Lalu maknai LdR
itu dilakukan sebagai wujud mengemban tugas keluarga dalam mencapai tujuan
bersama?
8) Evi
Ttg karakter kt
ibu td berkaitan dg tauladan,jk sblmnya ada tauladan ortu yg kurang baik,apakah
dg refresh dg tauladan yg baik dpt mmemperbaikinya?
JAWAB:
8) Bisa.
Bicarakan secara
terbuka, minta maaf jika memang keliru. Itu justru bisa menjadi proses
pembelajaran yang sangat baik dan menggores tajam pada anak, melekat kuat jiwa
ksatria?
9) Bu Vaya
Kl dr awal
pernikahan, suami kita blm py pemahaman sama skali dg pola pendidikan Islam,
skalipun dr sisi ibadah bagus...dan punya pemahaman: " biasa ajalah
mendidik anak, tdk usah diatur2 terlalu formal, sayapun bisa sukses/ baik dr
sisi prestasi dunia dan ibadah, toh dulu tidak pake diatur2...orang tua alami
saja membesarkan kami..." bagaimana menghadapi hal tsb? sedangkan
tantangan sekarang sangat luar biasa...
JAWAB:
9) Bicarakan
dulu dengan suami. Tengok perjalanan dan pencapaian hari ini: "Apakah
sudah sesuai dengan harapan?"
Jika sudah,
lanjutkan. Jika tidak, diskusikan apa yang perlu dilakukan kemudian??
10) Isni
Bagaimana ttg
evaluasi (tata nilai, komitmen,&komunikasi) nya, harus seperti apa &
sebaiknya jangka waktu u/ evaluasi setiap berapa lama?
Terima kasih.
JAWAB:
10)Santai saja,
tak perlu tegang dalam melakukannya. Bisa sambil ngopi sore, saat istirahat
berenang dll. Bisa dilakukan mingguan, dwi mingguan atau bulanan; bergantung
pada kebutuhan dan jenis perencanaan yang dibuat.Yang penting sudh ada rencana
aksinya, ukurannya (milestone). Kalau
itu belum ada, lalu apa yang akan dievaluasi??
11) Meidiana
Bagaimana
membuat sebuah team keluarga yang hebat dan bagaimana mulai mengkomunikasikan
nya pada pasangan?
JAWAB:
11) Sehebat apa
impian Bunda tentang keluarga? Itu permulaannya.
Komunikasikan
pada pasangan dalam setiap kesempatan, kalau pas ketemu ayat yang bersesuaian
segera gunakan untuk memulai pembicaraan, saat selesai nonton film/tayangan
yang ada keterkaitan segera lakukan diskusi tentangnya, ketemu berita/kejadian
yang cocok obrolkan lagi, dst?
12) Rurry
Bismillah,
punten pak bisa ceritakan contoh hometeam dikeluarga bapak, supaya ada
gambaran...,
Saya punya 3
anak,
1. Usia 5 Thn
2. Usia 3,5 Thn
3. Usia 1 Thn
Kira2 apa sudah
bisa dilibatkan? Nuhun
JAWAB:
12) Anak2 selalu
kami ajak ngobrol saat akan menjalani sebuah kegiatan yang kami jadikan projek
keluarga. Misalnya: Mudik lebaran. Kami bicarakan apa2 yang ingin kami capai
saat mudik? Siapa2 yang ingin kami temui? Mana saja yg ingin kami kunjungi? Apa
saja yang akan kami lakukan?
Lalu kami
berbagi peran dan tugas. Anak2 juga kebagian meski itu sebatas "Nanti yang
ketok pintu Assalamu'alaikum siapa?" Lalu yang membawakn buah tangan
siapa? Juga, siapa yang membantu Eyang ke pasar? dll. Beri peran dan tugas
sesuai kemampuan mereka, jangan sepelekan kehadiran mereka?
13) Evi S.
Saya punya 3
orang anak dengan beragam keunikannya. Saya lg belajar dg hal kcl. anak2 d
berikan tanggung jwb msg2 untk kerjaan rumah.karena masih 4 thn. dan kakaknya
5,5 thn sy beri tugas yg enteng. kakaknya menyapu teras adiknya bereskan sepatu
sandal.kadang adiknya suka malas.jd kakaknya suka ngomel.sy ajak bicara
dua2nya,bertahan disiplinnya paling3 hr.mgkin kakaknya bosen ngajak adiknya
jdnya suka dia beresin sendiri.nah, kr2 yg d lakukan kakanya bagus tidak Pa?klo
adiknya d ingatkan terus,apa tdk sprti mmksa?atau d biarkan saja sampai dia
punya keinginan sendiri?
JAWAB:
13) Saya tidak
bisa mengatakan harus bagaimana dan bagaimana, sangat situasional.
Yang perlu
dipegang oleh ortu setiap hal adalah kesempatan anak untuk belajar dan
kesempatan ortu utk menumbuhkan karakterdan kebiasaan baik pada anak2.
Misalnya, kakak
bisa belajar banyak bagaimana membuat adik mau melakukan sesuatu dengan senang
hati (ini pelajaran kepemimpinan yg penting). Sang kakak juga bisa menumbuhkan
sikap baik senang membantu adik, sayang pada adik (bila melakukannya dgn
gembira). Sang kakak juga bisa belajar membedakan melakukan sesuatu dgn
sukacita dan penuh omelan, termasuk menbedakan hasilnya.
Nah, kira2
pendidikan apa yang bisa didapat oleh sang adik?
Silakan coba dan
lakukan ?
14) Evi S.
Bagaimana jika
komunikasi tersendat? Siapa yg harus mengalah? Bagaimana tipsnya jika ini
terjadi?
JAWAB:
14) Tidak perlu
ada yang mengalah, mulai saja belajar mendengarkan (bukan sekedar mendengar),
memahami sudut pandang kawan bicara. Letakkan dulu persoalan yang lalu dan
segala prasangka yang sudah2.
Understand
first, then to be understood.
Meski sederhana,
itu tidak mudah. Namun sangat layak dikerjakan bilamana menghendaki memperbaiki
komunikasi.?
Terima kasih
atas partisipasi Bunda sekalian
Semoga bermanfaat
dan berkah
0 komentar:
Posting Komentar